(I Samuel 15:1-34)
Razid adalah seorang pemuda yang aktif dalam setiap kegiatan ibadah di gerejanya. Dulunya Ia seorang yang tidak suka ke gereja atau ke tempat-tempat ibadah karena setiap hari kerjanya hanya berfoya-foya dan mabuk-mabukkan. Lina adalah seorang pemudi yang setia ke gereja dan berkat usahanya yang terus menerus mengajak Rizad untuk beribadah akhirnya membuahkan hasil dan menjadikan Rizad pemuda yang setia dalam setiap kegiatan ibadah. Kebersamaan dan kedekatan mereka akhirnya menumbuhkan perasaan cinta diantara keduanya. Namun suatu ketika terjadi perubahan pada Lina, masalah yang dihadapi oleh keluarganya yang ternyata papanya ketahuan selingkuh dengan wanita lain telah menekan hidupnya dan membuat ia menjadi brutal, jarang berada di rumah, tidak mau lagi beribadah. Ia melakukan semua itu agar papanya bisa berubah. Melihat perubahan Lina, Razid juga langsung menanggapinya dengan kembali melakukan perbuatan-perbuatan yang ia lakukan dulu. Razid berpikir tindakannya itu akan mengembalikan Lina pada sikap hidup sebelumnya yang akhirnya tindakannya itu membuat ia berurusan dengan pihak kepolisian. Sobat tindakan atau cara yang Razid dan Lina ambil untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan justru hanya menyebabkan timbulnya masalah baru. Tentu kita masih ingat mengapa Saul ditolak sebagai raja akibat perbuatan yang telah dilakukannya. Ketika Allah menyuruh menumpas orang Amalek dan seluruh yang dimilikinya termasuk hewan-hewan peliharaan, Saul tidak melakukan apa yang diperintahkan Allah kepadanya karena ia tidak membunuh Agag raja Amalek dan menyisahkan kambing, domba untuk tetap hidup. Kemudian Allah berfirman kepada Saul melalui Samuel dan menanyakan tentang kambing, domba, yang tidak ditumpas semuanya, maka Saul menjawab bahwa mereka menyisahkan kambing, domba yang terbaik karena mereka akan mempersembahkannya sebagai korban bagi Tuhan. Saul bermaksud baik tapi cara yang dilakukannya tidak berkenan kepada Allah.
Sobat, seringkali kita bertindak seperti yang dilakukan Saul. Kita memiliki tujuan yang baik tapi untuk mencapai tujuan itu, kita menempuh cara yang salah. Ternyata terkadang apa yang kita pandang baik belum tentu benar dimata Tuhan. Sehingga, tujuan yang baik menjadi tidak baik karena melalui cara yang tidak baik. Ingat !Tujuan tidak membenarkan perbuatan. Karena yang Allah inginkan kita memberi dan menghasilkan yang terbaik bagi kemuliaan-Nya. Segala sesuatu akan menghasilkan yang baik, jika dilakukan dengan cara yang baik, sehingga semuanya menjadi baik. * Kar’n
YANG TERBAIK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengganti Huruf
Buku Tamu
Powered by
EMF HTML Forms

0 komentar:
Posting Komentar